Kekecewaan untuk Percakapan

*(puisi ini ditulis sudah dua mingguan lalu. cita-cita bakal termuat di laman pers kampus, ternyata tengah sibuk menerima awak anggota anyar, yasudah saya post di sini saja.) - /Oalah/ Malam telah dirumuskan kejahatannya untuk membekukan percakapan kita. Oalah,  katamu. Kita terhenti di antara denting jam. Di depan, masih ada lorong-lorong  panjang untuk jeda; sebuah pesan… Continue reading Kekecewaan untuk Percakapan

The Wind Rises: Mimpi dan Cinta yang Berhembus

Judul Film : The Wind RisesSutradara : Hayao MiyazakiCerita : Hayao Miyazaki, Tatsuo HoriDurasi : 2 Jam 6 menitNegara : JepangTanggal Rilis : 20 Juli 2013 penggalan dialog dari film. Angin kembali mengencang. Setelah laju kecepatan tercatat, pesawat dengan satu awak pilot yang baru dirancang itu menukik ke bawah. Kemudian naik kembali bersama tekanan udara… Continue reading The Wind Rises: Mimpi dan Cinta yang Berhembus

Tiba-tiba Saja Aku Rindu Keheningan di Kereta

Tiba-tiba Saja Aku Rindu Keheningan di Kereta — dari stasiun pasar senen-purwokerto . Hari-hari cepat berlalu. Aku masih tetap di sini. Aku masih tetap. Menggenggam dengan kekosongan, di sini. Aku melihat langit, dan wuss, ada sekelibat ilham lewat (mungkin ingatan tentang sebuah perjalanan). — Aku masih menyusuri jalan menuju kampus. Tetap dengan gamang, jari-jari yang… Continue reading Tiba-tiba Saja Aku Rindu Keheningan di Kereta

Enam puisi gagal — tentang cinta & hal lain

Ini adalah puisi gagal lanjutan postingan sebelumnya. Yaitu puisi di antara 9 puisi yang gagal dimuat oleh media. Sial betul! But its ok, i think i should be learn to write again. again & again, but soon as possible. Kita hanya seorang kita hanya seorang pelancong yang mengunjung segala tempat lalu tinggal –termenung di tepi… Continue reading Enam puisi gagal — tentang cinta & hal lain

Empat puisi gagal — bukan tentang cinta

Empat puisi ini adalah salah satu dari 9 puisi yang gagal dimuat setelah saya submit ke media. Hore! Sila, mengejek atau membatin apapun tentang buram nya puisi ini. Nihil makna & bentuk, saya akui. Dan itu yaah, fucking true. Teralienasi— untuk desa-desa kecil tercinta.Tiada yang menjadi ramai, seperti dulukota ini masihberdindingkan alam. Dan terasingadalah nyanyi burung-burungdi… Continue reading Empat puisi gagal — bukan tentang cinta

Puisi untuk Purbalingga bagian III ( Patung Sang Jenderal)

gambar diambil dari m.medcom.id

Purbalingga, selain dikenal dengan kota knalpot, kota ini juga dikenal karena memiliki tokoh besar yang sangat berjasa di negeri ini. Yaitu Jenderal Soedirman. Ia terlahir di Desa Bantarbarang, Rembang, Kabupaten Purbalingga. Sebelumnya, ini adalah kelanjutan dari beberapa puisi yang saya kirim. Dan beberapa puisi sebelumnya seperti pada artikel pertama dalam tajuk Puisi untuk Purbalingga ini,… Continue reading Puisi untuk Purbalingga bagian III ( Patung Sang Jenderal)

Puisi untuk Purbalingga bagian II (The Mendoan Girl)

gambar dari brilicious.brilio.net

Wah bau-bau makanan nih! Eits, tapi jangan kencot (baca, lapar) dulu slur. Pada puisi untuk Purbalingga bagian II ini saya akan menyampaikan beberapa hal ihwal, juga puisi yang sudah pernah saya kirimkan untuk event Penerbitan Buku Antologi Puisi “Purbalingga Kita”, seperti pada artikel pertama dalam tajuk Puisi untuk Purbalingga ini, (Fragmen: sebelum Purbalingga). Kemudian puisi selanjutnya (yang… Continue reading Puisi untuk Purbalingga bagian II (The Mendoan Girl)

Puisi untuk Purbalingga bagian I (Fragmen: sebelum Purbalingga)

gambar diambil dari igosaputra.blogspot.com

Bulan Februari kemarin — tepatnya tanggal 29 sebagai deadline pengumpulan, komunitas Katasapa Purbalingga menyelenggarakan sebuah event undangan penerbitan Buku antologi puisi, dengan sebuah tema “Purbalingga Kita”. Sebenarnya brosur undangan itu sudah saya terima sejak bulan Januari lalu. Akan tetapi, seperti biasa, saya mengumpulkannya di waktu-waktu akhir (sekitar jam 5 sore) dan saya baru mengirimkan naskahnya… Continue reading Puisi untuk Purbalingga bagian I (Fragmen: sebelum Purbalingga)

Lagu wajib dan perihal yang tak wajib

gambar dari mp3.ampuh.com

*note: biar semakin berasa, baca cerita ini sembari memutar ­Lagu Wajib sisir tanah. Lalu bagaimana menerka setiap diri perempuan? Aku masih terbayang oleh kepekaan yang selalu melelahkan. Terakhir, kita banyak berbincang tentang musik, buku, dan cinta. Serupa hal-hal yang kurang memikat. Bahkan untuk hari-hari sepi pada akhirnya. Dan mungkin sekarang benar, tak jauh, seperti dulu… Continue reading Lagu wajib dan perihal yang tak wajib

Tiga puisi yang gagal aku sampaikan padamu

Seumpama Diam suara suara dalam elegi tak luput sesudahnya kamu senandungkan jejak jejak ruang hatimu yang barangkali sedemikian kosong. Kamu bilang tetaplah di sini. Seperti menjadi penghibur di kala senggangmu, Pendongeng bermacam-macam buku, dan pendengar kisah haru biru mu. lalu biarkan saja aku di emperan, di depan keset selamat datang di bukit bukit ujung penghempasan… Continue reading Tiga puisi yang gagal aku sampaikan padamu